Citacita seringkali di hubungan seseorang dengan tujuan yang mulia dan bermanfaat bagi masyarakat. Adapun ketika menceritakan impiannya, seorang anak pasti akan bersemangat dan penuh harapan. Ada berbagai cara mengekspresikan cita-cita, salah satunya melalui puisi tentang cita-citaku. Harapannya melalui puisi-puisi berikut, anak-anak semakin menggantungkan mimpinya setinggi mungkin.
— Kumpulan 14 Puisi Langit Senja yang Merindukan Malam. Banyak hal yang dapat dijadikan bahan untuk berpuisi. Tema-tema kehidupan adalah salah satu contohnya. Contoh tema yang lain adalah tentang kerinduan, kehilangan, atau tentang kekaguman pada senja. Bisa juga tentang kenyataan-kenyataan hidup yang telah dijalani dan menjadi memori. Puisi memang memiliki cakupan tema yang luas sekali. Apapun temanya, akan terasa indah dan penuh akan nilai ini adalah contoh puisi singkat, yang dikumpulkan dari akun twitter MENANTIKetika senja tiba, ku selalu mengira, malaikat-malaikat siang telah usai menunaikan berkumpul membawa setumpuk catatan, bersiap kembali ke berwarna jingga, karena rindu menanti mereka.—JANGAN KAU LAWANJika ada hatimu memanggilku Jangan kau lawanJika ada tangismu rindu Jika tergenang kedua matamu Jika jiwamu mengharu biru Janganlah kau lawanJika ingin kau lawan Kau akan tertawan Tiada guna nianLihatlah ke langit Doamu bintang yang jatuh itu—MANTAPmalam gelap langit senyap udara lembab cakrawala meratap hujan menangis sembab badai mengalap-alapitulah tadi ramalan cuaca termantap—MENCABIK RINDUingin kulihat selalu dirimu dari jauh dari balik tirai malam gelora sunyi seperti menjagamusepasang mata pungguk tak setajam mataku mencabik setiap kata rindu—KEHILANGANMUBintang malam yang kau tinggalkan Apakah rindumu masih bersinarLihatlah Purnama pucat disaput mendung Seperti kehilangan dirimu8 Sep 2019—SERIBU JALANGDi tengah siang gersang Sekawan serigala saling berpandang Atas lahirnya sianak sungsang Awan panas dan bumi kerontangBesarlah ia di alam yang curang Dalam asuhan keringnya padangSeribu serigala seribu jalang Selalu merindu kan kasih sayang Isak lolongnya di purnama terang—MIMPI MALAMKepada bintang yang tak kenal pejam Kutitipkan mimpi malamku Semoga menjadi kenyataan Gemerlap di gugusan awan—KHAYAL MIMPIKu hanya bisa berpuisi Kata-kata ditata dipatri Kalimat pun tumpah hanyut ke kaliLalu malam pergi meninggi Sukma kita kadang sua sesekali Dalam khayal mimpi Tanpa saling mengenali—KISAH MALAMPernah ku dijemput malam Tak seperti biasanya Dia tak bisa menyebut namaku Tertatih, merangkak dalam nestapaTolong aku, katamu Sebentar lagi pagi benderang Ku tak kuasa melawan hujaman waktu Tak mampu meninggalkanmu Karena ku tak yakin Sanggup melupakanmu—MEMORIDi kota itu kita semai Rasa nan tumbuh bersemi Pintasi malam dan hari-hariKurindu masa itu Berpuluh tahun menyatu Senandung lagu merduKuingin selalu kembali Bersama mengulang pagi Dalam indahnya memori—KENYATAANKau masih saja mempuisikan senja Puisi pagi dan siang telah meninggalkanmu—KERINDUANApakah kau masih seperti sedia kala Menjemput pagimu satu-satu Menulis katamu beribu Memanggil namaku di hatimuApakah di sana kau masih merasa Tetap terjaga Dalam diam selaksa Menungguku tiba—SEKADAR CERITAHari mendekati senja Pohon-pohon terlihat menunduk Pasir pantai seperti lelaki tua Sedang santai dudukSebentar lagi senja datang Orang pekerja segera pulang Hiruk pikuk jalanan pun datangSaatnya lah waktu senja Kutulis puisi ini seperti biasa Sekadar padamu bercerita—YA, BEGITU SAJASenja nan syahdu Kau cepat berlalu Sama saja Tiada beda Pagi yang anggun Embun yang lugu Langitku yang biruSemuanya fana Kau pergi begitu saja—
EUdCF.
  • q9g7h9dkgy.pages.dev/86
  • q9g7h9dkgy.pages.dev/276
  • q9g7h9dkgy.pages.dev/2
  • q9g7h9dkgy.pages.dev/172
  • q9g7h9dkgy.pages.dev/370
  • q9g7h9dkgy.pages.dev/107
  • q9g7h9dkgy.pages.dev/370
  • q9g7h9dkgy.pages.dev/305
  • q9g7h9dkgy.pages.dev/323
  • puisi cita cita setinggi langit