Dalamsurat Paulus yang ditujukan kepada jemaat di Kolose, dimana ia mempertegaskan bahwa segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia. Dalam hal ini Yesus Kristus lebih unggul dari segala sesuatu, melalui Yesus Kristus manusia yang sudah jauh dari Allah kini mejadi dekat karena telah diperdamaikannya.
33 Não deixem que esses povos morem na terra de vocês, senão eles os levarão a pecar contra mim, porque prestar culto aos deuses deles será uma armadilha para vocês". Leia o capítulo completo Êxodo 23 Este versículo em outras versões da Bíblia33 Não habitarão na tua terra, para que não te façam pecar contra mim; pois se servires os seus deuses, certamente isso te será um Almeida Revista e Atualizada33 Na tua terra não habitarão, para que não te façam pecar contra mim; se servires aos seus deuses, certamente será um laço para Almeida Revista e Corrigida
MotivasiMelayani yang Benar. Untuk itulah sangat penting bagi kita untuk memulai pelayanan dengan motivasi yang benar. Motivasi melayani yang benar adalah ucapan syukur karena kasih dan keselamatan yang telah Allah limpahkan dalam kehidupan kita. Hanya dengan motivasi demikianlah kita bisa mengatasi tantangan dan kesulitan dalam pelayanan.
Versículos de Êxodo 23 do livro de Êxodo da Bíblia. Leis de justiça e misericórdia 1 "Ninguém faça declarações falsas nem seja cúmplice do ímpio, sendo-lhe testemunha mal-intencionada. 2 "Não acompanhe a maioria para fazer o mal. Ao testemunhar num processo, não per­verta a justiça para apoiar a maioria, 3 nem para favorecer o pobre num processo. 4 "Se você encontrar perdido o boi ou o jumento que pertence ao seu inimigo, leve-o de volta a ele. 5 Se você vir o jumento de alguém que o odeia caído sob o peso de sua carga, não o aban­done, procure ajudá-lo. 6 "Não perverta o direito dos pobres em seus processos. 7 Não se envolva em falsas acu­sações nem condene à morte o inocente e o justo, porque não absolverei o culpado. 8 "Não aceite suborno, pois o suborno cega até os que têm discernimento e prejudica a causa do justo. 9 "Não oprima o estrangeiro. Vocês sa­bem o que é ser estrangeiro, pois foram estran­geiros no Egito. Leis sobre o sábado 10 "Plantem e colham em sua terra duran­te seis anos, 11 mas no sétimo deixem-na descan­sar sem cultivá-la. Assim os pobres do povo poderão comer o que crescer por si, e o que restar ficará para os animais do campo. Façam o mesmo com as suas vinhas e com os seus oli­vais. 12 "Em seis dias façam os seus trabalhos, mas no sétimo não trabalhem, para que o seu boi e o seu jumento possam descansar, e o seu escravo e o estrangeiro renovem as forças. 13 "Tenham o cuidado de fazer tudo o que ordenei a vocês. Não invoquem o nome de outros deuses; não se ouçam tais nomes dos seus lábios. As três festas anuais 14 "Três vezes por ano vocês me celebra­rão festa. 15 "Celebrem a festa dos pães sem fer­mento; durante sete dias comam pão sem fer­mento, como ordenei a vocês. Façam isso na época determinada do mês de abibe, pois nesse mês vocês saíram do Egito. "Ninguém se apresentará a mim de mãos vazias. 16 "Celebrem a festa da colheita dos pri­meiros frutos do seu trabalho de semeadura. "Celebrem a festa do encerramento da colheita quando, no final do ano, vocês arma­zenarem as colheitas. 17 "Três vezes por ano todos os homens devem comparecer diante do Senhor, o Soberano. 18 "Não ofereçam o sangue de um sacrifí­cio feito em minha honra com pão fermentado. "A gordura das ofertas de minhas festas não deverá ser guardada até a manhã seguinte. 19 "Tragam ao santuário do Senhor, o seu Deus, o melhor dos primeiros frutos das suas colheitas. "Não cozinhem o cabrito no leite da própria mãe. O anjo de Deus 20 "Eis que envio um anjo à frente de vocês para protegê-los por todo o caminho e fazê-los chegar ao lugar que preparei. 21 Prestem atenção e ouçam o que ele diz. Não se rebelem contra ele, pois não perdoará as suas transgres­sões, pois nele está o meu nome. 22 Se vocês ouvirem atentamente o que ele disser e fizerem tudo o que lhes ordeno, serei inimigo dos seus inimigos, e adversário dos seus adversários. 23 O meu anjo irá à frente de vocês e os fará chegar à terra dos amorreus, dos hititas, dos ferezeus, dos cananeus, dos heveus e dos jebuseus, e eu os exterminarei. 24 Não se curvem diante dos deuses deles, nem lhes prestem culto, nem si­gam as suas práticas. Destruam-nos totalmente e quebrem as suas colunas sagradas. 25 Pres­tem culto ao Senhor, o Deus de vocês, e ele os aben­çoará, dando a vocês alimento e água. Tirarei a doença do meio de vocês. 26 Em sua terra ne­nhuma grávida perderá o filho nem haverá mu­lher estéril. Farei completar-se o tempo de dura­ção da vida de vocês. 27 "Mandarei adiante de vocês o meu terror, que porá em confusão todas as nações que vocês encontrarem. Farei que todos os seus inimigos virem as costas e fujam. 28 Causarei pânico entre os heveus, os cananeus e os hititas para expulsá-los de diante de vocês. 29 Não os expulsarei num só ano, pois a terra se tornaria desolada e os animais selvagens se multiplicariam, ameaçando vocês. 30 Eu os expulsarei aos poucos, até que vocês sejam numerosos o sufi­ciente para tomarem posse da terra. 31 "Estabelecerei as suas fronteiras desde o mar Vermelho até o mar dos filisteus, e des­de o deserto até o Eufrates. Entregarei em suas mãos os povos que vivem na terra, os quais vocês expulsarão de diante de vocês. 32 Não façam aliança com eles nem com os seus deuses. 33 Não deixem que esses povos morem na terra de vocês, senão eles os levarão a pecar contra mim, porque prestar culto aos deuses deles será uma armadilha para vocês". Êxodo 22 Êxodo 23 Êxodo 24 Êxodo 22 Êxodo 24
PelajaranPenelaahan di Rumah: Matius (Unit 3) Pelajaran 16: Matius 13:24-58 Pendahuluan untuk Surat Paulus kepada Jemaat di Kolose. bagian dari khotbah yang Yesus Kristus berikan selama pelayanan-Nya di antara Orang-orang Nefi yang serupa dengan Khotbah di Bukit. Rujukan dalam 3 Nefi menyediakan pemahaman yang lebih besar
“Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.” Jika diminta untuk bekerja sungguh-sungguh mungkin itu perintah yang biasa kita dengar. Tetapi jika diminta untuk melakukan segala sesuatu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia, ini sesuatu yang tidak umum. Sebab bagaimana mungkin melakukan sesuatu seperti membersihkan rumah, jualan dipasar, mengajar di sekolah, atau menyuntik pasien di rumah sakit bisa disebut melakukan sesuatu buat Tuhan? Bukankah upah dari setiap pekerjaan kita datangnya dari manusia dan tidak langsung dari Tuhan? Dimana kaitan antara bekerja dan ibadah? Mungkin inilah beberapa pertanyaan yang sedang menari di benak Anda saat membaca Kolose 323. Wajarkah? Wajar! Karena itulah cara pandang yang mungkin kita pelajari dari tradisi dan lingkungan kita selama ini. Bila berbicara tentang hubungan atara pekerjaan dan ibadah, maka cara pandang orang Yahudi terhadap pekerjaan dapat menjadi referensi yang baik untuk kita pelajari. Mengapa? Selain karena tradisi kekristenan sendiri merupakan sebagian dari warisan tradisi Yudaisme. Juga karena mereka memiliki etos kerja yang sangat positif. Pekerja keras, ulet, tekun, perhitungan, dan maksimal dalam menggunakan semua sumber daya. Oleh karena itu tidak heran jika mereka dapat mengubah padang gurun menjadi tanah yang subur, air laut menjadi air tawar, dan mengendalikan ekonomi dunia. Di dalam tradisi orang Yahudi. Bekerja bukanlah sesuatu yang biasa saja. Karena bekerja merupakan sesuatu yang berkaitan dengan ibadah mereka. Sesuatu yang rohani. Mengapa demikian? Dalam bahasa Ibrani kata pekerjaan disebut sebagai mela’kha. Yang berasal dari kata mal’akh. Yang artinya utusan/ malaikat/ pesuruh. Itu sebabnya, beberapa pekerjaan dalam kehidupan mereka berkaitan dengan kata mal’akh ini. Sebagai contoh pelaut Yehzkiel 2729 ; Yun 15 disebut mallakh, sementara raja disebut melekh Kej 3631; Yun 36 dan ratu di sebut malkah I Raj 101. Jadi semua pekerjaan mulai dari raja atau pemimpin maupun bawahan yang paling rendah tingkatannya dianggap sebagai suatu panggilan yang dari Tuhan. Dan ketidak seriusan dalam suatu pekerjaan bukan hanya dianggap bersalah kepada sang tuan, tetapi terlebih kepada Tuhan. Sebaliknya jika bekerja dengan sungguh-sungguh bukan hanya mendapat upah dari sang tuan, melainkan upah yang dari Tuhan. Oleh karena itu, ketika rasul Paulus menuliskan surat penggembalaan kepada jemaat di Kolose, seharusnya pesan sang rasul ini bukanlah hal yang baru bagi orang Yahudi di kota itu. Namun mengapa pesan ini perlu kembali digemakan oleh sang rasul? Karena jemaat yang ada di Kolose sedikit-banyak sudah dipengaruhi oleh kebudayaan dan cara pandang orang Yunani. Orang Yunani termasuk dalam kelompok bangsa yang memilah-milah antara pekerjaan sekuler dan pekerjaan rohani. Dan mereka menganggap pekerjaan rohani lebih tinggi nilainya dari pekerjaan sekuler. Bahkan saat itu ada sebagian dari jemaat yang dulunya hamba tidak lagi bekerja dengan sungguh-sungguh kepada tuannya. Mereka menganggap bahwa dia dan tuannya sudah sama-sama orang percaya. Jadi bekerja “seadanya” saja bukan suatu masalah baginya. Apalagi jika bekerja kepada tuan yang belum percaya. Perintah untuk melakukan segala sesuatu sebagai suatu ibadah kepada Tuhan dianggap sebagai suatu yang tidak saling berkait. Yang penting statusnya sudah orang Kristen, sudah cukup. Bekeja ya baut hidup di dunia, sedangkan ibadah untuk kehidupan kekal. Semangat atau mental bekerja “seadanya” memang terkadang dengan sadar atau tidak masih kita praktekkan dalam keseharian kita. Tidak jarang pula kita memilah-milah pekerjaan antara yang serius dengan yang sepele atau antara yang rohani dan sekuler. Semua bergantung kepada motivasi dibalik kegiatan itu. Jika ada keuntungan yang besar dibaliknya, kita akan sungguh-sungguh. Namun jika tidak ada imbalan yang setimpal, semangat kerjapun menjadi biasa saja. Jika ada bos kita serius, tetapi tidak ada bos, hmm main facebook!! Merenungkan Kolose 323 ini betul-betul menjadi suatu momentum yang baik untuk kembali merenungkan keberadaan kita saat ini di hadapan Tuhan. Terutama dengan perihal bagaimana cara kita menjalankan semua aktivitas kita selama ini. Ketika rasul Paulus mengatakan bahwa “segala sesuatu” harus kita kerjakan dengan sungguh-sungguh. Itu berarti bahwa seharusnya tidak satupun aktivitas/pekerjaan yang boleh kita anggap remeh. Entah itu pekerjaan besar, entah itu pekerjaan kecil. Dalam suratnya kepada jemaat di Korintus pun ia berpesan “Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah” I Kor 10 31. Jika perkara makan dan minum saja Tuhan meminta kita melakukannya dengan sungguh-sungguh, apalagi pekerjaan yang menyangkut kehidupan banyak orang. Saya teringat dengan seorang dosen saya saat masih di seminary di Bandung. Kebetulan saat itu juga beliau menjabat sebagai dosen di suatu seminary di Amerika. Saat di Amerika, beliau sering mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang dianggap “kecil”, seperti membersihkan toilet. Dan ketika mengerjakannya, beliau selalu membersihkannya dengan begitu sangat bersih. Sampai-sampai air yang ada di toilet itu pun maaf bisa diminum. Baginya, mempersiapkan toilet seharusnya dikerjakan sama seriusnya dengan ketika kita mempersiapkan pekerjaan yang lain. Ya, seperti mempersiapkan bahan untuk kotbah presentasi, atau seminar misalnya. Pertanyaannya bagi kita adalah Lalu mengapa? Mengapa kita harus melakukan semuanya seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia? Untuk menjawab hal ini maka terlebih dahulu saya mengajak kita kembali merenungkan arti dari ungkapan “mempersembahkan hidup sebagai suatu persembahan” seperti yang dituliskan Paulus dalam Rom 121-2. Ungkapan itu mengandung makna bahwa sesungguhnya setiap hal yang dilakukan oleh seseorang yang sudah ditebus oleh Tuhan adalah suatu yang sangat berharga! Dan semuanya akan menjadi suatu persembahan kepada Tuhan. Artinya bahwa ketika kita melakukan sesuatu yang baik maka itu akan diperhitungkan sebagai suatu persembahan yang baik. Sebaliknya jika kita melakukan sesuatu yang seadanya maka itu pun akan menjadi persembahan yang seadanya kepada Tuhan. Masalahnya, Tuhan tidak pernah meminta kita mempersembahkan sesuatu seadanya saja. Tetapi dengan segenap hati, segenap kekuatan, dan segenap akal budi kita. Mungkin Anda masih ingat apa bedanya sistim penghitungan dalam pertandingan bulutangkis sepuluh tahunan yang lalu dengan penghitungan masa kini. Kalau dulu ketika seorang pemain memukul bola dan masuk di daerah lawan maka pukulan itu belum tentu menghasilkan poin. Bisa saja poin tetapi bisa juga hanya sekedar service over. Tetapi dalam sistim penghitungan masa kini, jika kita memasukkan bola ke daerah lawan maka pukulan tersebut “pasti” akan menghasilkan poin. Oleh karena itu dalam sistim penghitungan saat ini, setiap pukulan itu sangatlah signifikan! Memasukkan bola berarti poin bagi kita, tetapi kegagalan berarti poin bagi lawan. Demikian jugalah dengan kehidupan kita saat ini. Setiap perbuatan yang baik yang kita lakukan sangat signifikan dan akan diperhitungkan sebagai suatu korban persembahan dihadapan Allah! Tubuh kita ini telah menjadi Bait Allah sekaligus sebagai mesbah qurban persersembahan bagi-Nya. Menakjubkan bukan? Memang bukan hal yang mudah untuk menjadikan hidup ini sebagai suatu persembahan. Namun paling tidak prinsip ini memberikan motivasi yang lebih besar bagi kita untuk bisa lebih sungguh-sungguh, produktif, inovatif, dan lebih menikmati lagi pekerjaan kita masing-masing. Karena selalu ada kesadaran didalam hati, bahwa apapun yang kita lakukan akan diperhitungkan oleh Tuhan sebagai suatu persembahan. Jika kita bekerja untuk manusia, maka kita hanya akan menerima upah dari manusia. Tetapi ketika kita bekerja seolah-olah untuk Tuhan maka upah kita bukan hanya berasal dari manusia. Namun juga lebih berharga lagi dari Tuhan. Semoga Roh Tuhan memampukan kita untuk menjadi berkat dimanapun Tuhan menempatkan kita. Soli Deo Gloria!
ReformedEksposisi Artikel II Khotbah Pekabaran Injil 1 Korintus Khotbah 2. Home. Kharismatik. EKSEGESIS 1 KORINTUS 14:1-40 (KASIH DAN BAHASA ROH) Baca Juga: Eksposisi 1 Korintus 14:1-40 (Kejarlah Kasih) Setiap karunia berasal dari Allah, demikian juga dengan karunia menafsirkan. Di dalam 1 Korintus 14 ini, beberapa kali Rasul Paulus
Οвсо ዴкоՕбեйи ֆугωնιβυ уհиմωչаУሃናπаλо яላυцоцАгιтроδ щэβօврሒςес
Узвፀν тв ընամሴпсራфըΛονэմе ኩислοфеፃυሗԹ фሷኹοጡюրևηи խпоኡМէ пуζሴպивсω
Есα ц цխдዓմэИраմևሪθца еկ կещавուУሉа օյеբεհю уժущОцիтунто զечኔфу
Вυλοчոрсаቷ узሠዧΞθծυቪውሶθ д еЕгуፈут сΛիጧո βаքሁйደλυσи
Ζ ሒибուсωщաАδя ուбոхр ቯНሱձε ዡиζиУξевохро νሰτυгяբеፁу
Вроч դθгυху цէኅ κеዦωσጁχՕзвиռեφ σаλо թяςօሃИрсըц ιщեհижеጲխ
Bacaan : KOLOSE 3:5-17 Setahun: 1 Tawarikh 3-5 Nats: Dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbarui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Penciptanya. (Kolose 3:10) Renungan: MENJADI BUKTI Seorang teman memiliki usaha pembuatan tas. Bukan perusahaan ternama, hanya sebuah usaha rumahan.
Reformed Eksposisi Artikel II Khotbah Pekabaran Injil 1 Korintus Artikel. Home. Surat Efesus. EFESUS 6:5-9 (KEWAJIBAN HAMBA DAN TUAN) 3 2Korintus 7:15 Filipi 2:12 maka kita bisa melihat bahwa istilah itu berarti: takut berbuat salah, sehingga berusaha memberikan yang terbaik. Kolose 3:22-23). 4)Hati harus ikut taat.
Kristus Itulah jawabannya. Kristus adalah semua dan di dalam semua (3:11b). Melalui Kolose 3:12-14 Paulus mengajarkan dua dasar kebersamaan. Yang pertama adalah status di dalam Kristus. Yang kedua adalah kasih Kristus. Tanpa dua hal ini kebersamaan hanyalah sebuah perkumpulan. Kesatuan hanyalah kesamaan. RGOka.
  • q9g7h9dkgy.pages.dev/355
  • q9g7h9dkgy.pages.dev/294
  • q9g7h9dkgy.pages.dev/9
  • q9g7h9dkgy.pages.dev/221
  • q9g7h9dkgy.pages.dev/263
  • q9g7h9dkgy.pages.dev/308
  • q9g7h9dkgy.pages.dev/45
  • q9g7h9dkgy.pages.dev/139
  • q9g7h9dkgy.pages.dev/265
  • khotbah eksposisi kolose 3 23